Selasa, 17 Januari 2012

my day in bali


Januari 2012 menjadi awal perjalanan catatan kehidupan setiap orang, begitupula banyak hal-hal yang selalu menjadi catatan penting dalam awal tahun ini. Disamping banyak pula yang menghabiskan waktu di bulan ini dengan agenda liburan, karena memang bertepatan dengan liburan sekolah. Moment ini juga berlaku bagiku, yang memang di bulan ini kami mendapat tugas untuk project yang ada di pulau dewata. Kali ini, saya ingin bercerita pengalaman 2 pekan saya di pulau yang terkenal dengan industry pariwisata internasional ini.
Keberangkatan team yang berjumlah 9 orang ke pulau ini bukan sekedar menghabiskan waktu belaka, tapi nilai pekerjaanlah yang membuat kami semua berada disini. kampus Institut Hindhu Dharma Negeri Denpasar adalah tujuan utama kami berkunjung ke pulau ini, salah satunya adalah memberikan pelatihan sekaligus instalasi system yang ada di dalam kampus tersebut. ini memang bukan pertama kalinya kami mendatangi kampus IHDN, karena sebelumnya kami sudah sering bertamu di kampus ini. Mulai dari kaitannya koordinasi awal, serta pengumpulan semua data yang berkaitan dengan kami. pekerjaan yang memang menjadi core utama di bidang IT system memang mewajibkan kami untuk sebisa mungkin dekat dengan konsumen utama kami, yang dalam hal ini adalah masyarakat kampus IHDN.
Dimulai pada hari senin 2 januari 2012 saya bersama kelima rekan kerja berangkat terlebih dahulu ke Denpasar, kemudian disusul keberangkatan team kedua di keesokan harinya. Rencana awal, kami berangkat tepat setelah malam pergantian tahun baru pada hari minggu, untungnya niatan itu kami urungkan pasalnya saya mengetahui sendiri kondisi jalanan sepanjang malang pasuruan macet total.
Pertama datang di ibukota bali, langsung mencicipi kuliner kota ini tentunya dengan label yang tertera halal. Selajutnya, kalo perut sudah terisi baru bisa mikir yang encer, langsung bergegas mencari penginapan. Syukurlah kami menemukan penginapan yang jaraknya sangat dekat dengan kampus yang menjadi tujuan kami, selain tempat yang kami tinggali masih baru dengan harga yang sangat bersahabat untuk ukuran sewa di minggu pertama, ato bisa dibilang kita the first user & good price. Yang paling berkesan lagi, pemilik penginapan itu sangat ramah kepada kami, itu terlihat diwaktu seminggu kami menginap di tempat tersebut, kami diajak jalan-jalan keluar dan ditraktir makan bersama.
Di permulaan hari kami lebih focus pada persiapan pelatihan untuk para dosen dan karyawan di lembaga tersebut yang arahnya yaitu pada penggunaan sytem yang kami buat. Ada cerita lucu dan berkesan terhadap dosen-dosen yang kami latih dalam penggunaan system tersebut bagi kami, mulai dari ada yang nge-fans dengan salah satu personil kami, sampai yang sinis yang beraksi dengan kemampuan S.Kom.nya berusaha mengotak-atik system yang kami buat. Untungnya selain system ini simple, dibuat dengan tujuan mudah difahami oleh user tapi juga tidak meninggalkan unsur keamanan yang kuat. Sehingga hal ini sulit ditembus bagi orang yang dengan iseng berusaha masuk ke dalamnya maupun orang yang bertujuan untuk mengambil seluruh data yang ada di dalamnya nanti.
Ada cerita menarik selama pelatihan berlangsung, waktu itu sesi yang sedang kami bimbing adalah seluruh bapak ibu dosen. Sama seperti semua system yang sudah ada, untuk masuk ke dalamnya setiap pengguna/user diwajibkan memasukkan (username) sama (password). Kami waktu itu membuat user name dengan kalimat (nying2) sedangkan untuk passwordnya (admin), kata nying2 diambil dari nama panggilan salah satu team kami, karena dinilai orangnya lucu. Dan ternyata, ketika kami membacakan username tersebut seluruh bapak/ibu dosen yang ada di ruangan aula seluas 15x40 m tertawa sambil bertanya apakah benar username yang diapakai, kami telusuri ternyata artinya nying-nying dalam bahasa bali adalah anak tikus, pantesan semua pada ketawa, “batinku” :-D, Itu salah satu hal yang selalu teringat bagi kami.
Selain jadwal yang kian hari semakin berkurang, kami selalu menyisakan waktu sehabis acara di kampus dengan mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di bali, mulai dari legian-kute yang terkenal dengan pesolek indah pantai dan keramaian dimalam hari, lalu uluwatu-pecatu dengan keindahan batu karang dan ombak serta para peselancar, jogger, krisna, erlangga, dengan oleh-oleh yang khas ala bali, kemudian Ubud dan objek wisata pantai serta kuliner yang bisa kami jangkau. Jika semua yang ada disini dikunjungi kayaknya kami akan bersemangat, namun kami juga harus berfikir soal kocek yang kami punya, heee… ini juga bukan pertama kalinya kami kesini, sekaligus bukan akhir kedatangan kami di pulau ini. Kemungkinan besar akan menjadi rutinitas berkala untuk mengunjungi kota ini (semoga), minimal kita sudah pernah mengunjungi beberapa objek wisata yang ditawarkan oleh bali, sehingga tidak kesulitan jika nantinya mengajak keluarga dan kawan atau merancang bulan madu, hee…
Kondisi musim juga menjadi factor kendala, dimana moment disaat kita bisa menikmati indahnya sunset menjadi hal yang kurang bisa dinikmati.Matahari yang seharusnya dengan keelokannya Nampak indah harus tertutup mendung gelap yang menyelimuti Denpasar maupun pantai lainnya.
Mungkin ini dulu ceritaku di januari, jika gigi punya ‘11 januari’ sebagai lagu yang diunggulkan maka saya juga punya cerita menarik tentang bulan januari. Terakhir terimakasih buat IHDN atas kesempatannya, sekaligus penghormatan yang diberikan kepada kami meskipunini bukan yang pertama kalinya. Kedua kami ucapkan terimakasih untuk mas teguh sebagai pemilik pemilik penginapan yang dengan istilah “artinya” sudah menjadi teman yang sangat membantu kami.

Kamis, 21 April 2011

Wejangan 1# PEDOMAN HIDUP

Kamis, 21 April 2011
Kata Nabi: “Ajarilah anak-anakmu 3 hal saja, kalau tiga hal ini sukses maka sukseslah orang itu” itulah kalimah yang menjadi pembuka Pengajian Umum oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo di techno camp (aryatama) malam ini. Suasana canda tawa oleh Bapak Imam di awal acara  telah memecahkan ketegangan suasana pengajian yang semula terkesan kaku dan formal. Sebelum pengajian dimulai, beliau juga menyempatkan diri menyapa semua rekan sekantor kami, baik yang kaitannya pribadi maupun yang menyangkut bidang usaha kami. Suasana itu didukung pula dengan nuansa area meeting room kantor yang memang bertemakan alam dengan gemericik air terjun mini disamping tempat kami mendengarkan ceramah beliau.

Kemudian apa maksud tentang 3 hal hadist Nabi SAW yang diungkapkan didepan??.. sebenarnya ini merupakan tiga hal konsep pendidikan tentang Pedoman Hidup Sukses yang meliputi; pertama kata Nabi SAW: “Ajari Anak-anakmu ‘Berenang’”; kedua: “Ajari anak-anakmu ‘Berkuda’”; sedangkan yang ketiga: “Ajari anak-anakmu “Memanah’”. Manakala tiga hal ini sudah ada dalam diri kita maka itu sudah cukup untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan saat ini maupun kedepan. ”Namun jangan semata-mata mencerna isi dari hadist ini mentah-mentah, karena penafsiran dari hadist ini akan rancu jika tidak diimbangi dengan daya kritis kita” begitulah ungkap Bapak Imam.

Bayangkan saja ketika turunnya hadist ini, Nabi menyuruh umatnya untuk belajar tentang point pertama yaitu berenang. Padahal kita tahu sendiri Makkah dan Madinah yang menjadi tempat tinggal Nabi bukanlah terdiri dari sebuah sungai, lautan atau danau yang memungkinkan untuk bisa berenang. Akan tetapi kenapa justru Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk berenang ??.....  (soal pertama)

Begitu pula tentang isi perintah kedua yaitu perintah untuk mengajarkan umatnya agar belajar Berkuda, padahal secara kasat mata di zaman Nabi, kuda bukanlah hewan tumpuan utama masyarakat arab. Kondisi geografis disana tidak memungkinkan hewan semisal kuda bisa bertahan dengan kondisi alam dan cuacanya. Hanya hewan Unta yang mampu bertahan hidup di padang pasir atau pegunungan, sehingga hewan ini pula yang mampu bertahan hidup di daerah arab. Lalu kenapa justru nabi memerintahkan umatnya untuk belajar Berkuda ?..... (soal kedua)

Yang terakhir, ajari anakmu Memanah. Kalau kita simpulkan sendiri profesi memanah sendiri merupakan karakter yang digemari di dunia perburuan, khususnya dalam berburu burung di alam bebas. Lalu kemudian kenapa pula Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk belajar memanah di daerah padang pasir dan pegunungan yang jarang terdapat burung?... Bukankah ini juga hal yang mustahil ?.......(soal ketiga)


Lalu, sebenarnya apa makna dibalik 3 perintah Nabi SAW tersebut?... Pertama “Berenang”, karakter orang yang sedang berenang adalah dia selalu bergerak, jika seorang yang berenang berhenti dalam bergerak sangat mudah ditebak dia akan tenggelam ke dalam air. Begitu pula jika kita menjalani kehidupan ini, kita dituntut untuk bergerak terus menerus bergerak dalam menyongsong kehidupan ini. Sama halnya jika dalam profesi kehidupan kita diberi amanah menjadi seorang guru, setiap hari harus mengajar dan mengajar, jika dalam satu minggu saja kita berhenti dalam mengajar maka kemampuan dalam mengajar itu pasti akan mati.

Sama halnya kondisi ini jika dialami oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter, jika dia dalam tugasnya berhenti menjadi dokter selama 6 bulan saja, sangat dimungkinkan kemampuannya dalam praktek, membuat resep, dll. juga akan hilang. Yang pada intinya semakin kita bergerak dalam menjalani profesi itu, kita akan menjadi ahli dengan sendirinya di bidang tersebut, dan jangan pernah berhenti agar bakat kita juga tidak mati. Karena bakat itu akan tumbuh dan berkembang kalau semakin sering diasah terus menerus. Itulah sebenarnya filsafat dari ajaran nabi tentang perintah berenang, sama halnya jika kita hanya memiliki sesuatu yang kecil, maka asahlah dan jalankan secara terus menerus, karena itu yang akan menjamin kita dan anda sukses di satu bidang.

Yang kedua yaitu perintah “berkuda”, jika kita melihat filosofi para penggembala hewan maka kita akan tahu jika diantara beberapa hewan yang sulit digembala adalah menggembala kuda. Karena kuda secara rasio adalah hewan yang tidak bisa dibohongi. Maksudnya adalah, hewan kuda hanya mau digembala jika sang penggembalanya ada di sisi depan kuda, atau di samping dan juga dinaiki diatasnya. Berbeda halnya jika kita menggembala kambing, sapi, itik, ayam dll, kita bisa menggiringnya sambil berada dibelakang hewan tersebut. Bahkan jika kita menggembala itik, penggembala hanya cukup meletakkan tongkat yang biasa untuk mengatur jalannya itik di samping persawahan maka hewan gembalaan itu tidak akan pernah lari. Namun berbeda halnya jika kita menggembala kuda, karena dia tidak bisa dikendalikan jika kita berada tepat dibelakangnya. Bahkan jika kita berada dibelakangnya, sangat besar resiko kita akan ditendang dengan kedua kaki kuda tersebut.

Begitulah berumpamaan manusia yang semisal kuda, karakter manusia itu hanya mau dan bisa digerakkan/dipimpin jika yang menggerakkan itu berada di depan, atau disamping bersamaan dengan orang yang kita pimpin. Maka tidak heran jika Nabi SAW dalam kepemimpinannya beliau berpesan “Ibda’ binafsik”/ mulialah dari dirimu sendiri.

Pesan yang terkandung dalam perintah berkuda ini adalah, perintah untuk membekali anak kita tentang kepemimpinan, jangan pernah mengajak orang dengan rumus sama seperti mengajak bebek, namun posisikan kita yang harus berada didepannya atau berdampingan dengan orang-orang yang kita pimpin.

Pelajaran ketiga yaitu, ajari anakmu “Memanah”, ketika orang sedang memanah maka pada saat itu pula dibutuhkan tingkat konsentrasi dan fokus yang tinggi pada satu titik. Dan selama proses ini tidak bisa kita sambil merangkapnya dengan kegiatan yang lainnya, atau istilahnya nyambi dengan pekerjaan lainnya. Banyak kasus di sekitar kita orang sukses dan tidak sukses itu dipengaruhi karena factor ke-fokusan mereka dalam satu bidang, ada yang terjun di bidang A, kemudian bosan dan ganti dibidang B, kemudian C, inilah gambaran orang yang plin-plan atau tidak konsisten dalam tujuan hidupnya.  Jadi jika ingin berhasil, kunci yang terakhir adalah fokus dan konsisten dalam bidang yang kita pilih.

itulah ketiga kunci sukses yang disampaikan oleh Nabi SAW kepada ummatnya dalam menjalani hidup ini. Sedangkan yang terakhir, disamping pentingnya ketiga Pedoman Hidup diatas juga dubutuhkan sebuah pondasi yang kuat. Sama halnya dengan berdagang maupun berternak, kita membutuhkan sebuah modal untuk menjalankannya. Sedangkan modal utama dalam hidup ini hanya satu, yaitu sebuah “kejujuran/kepercayaan”, kejujuran bukan barang yang bisa dibeli atau diwarisi, namun ia adalah sebuah sifat yang melekat dalam diri kita masing-masing. Sampai-sampai Nabi SAW sendiri menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap nadi kehidupan, sehingga Beliau sendiri dijuluki sebagai al-Amin oleh umatnya. Jadi gunakan ketiga pedoman hidup diatas dengan sebuah pondasi/modalnya adalah sebuah kejujuran.

=========================================================
Demikian ringkasan pengajian umum rutin pada hari kamis, saya hanya berusaha menulis ulang isi dan kandungan dari pengajian umum tersebut. Dan bila dari para pembaca mengalami kesulitan dalam memahaminya, sepenuhnya itu adalah kekurangan penulis dalam menuangkannya kembali dalam  bentuk tulisan. Dengan tulisan ini secara langsung kami juga mengundang para pembaca untuk berpartisipasi dan bisa mengikutinya, dimana ini kami selenggarakan setiap hari kamis pukul 18.30 di kantor kami Techno Camp Aryatama (Jl Joyo Tambaksari 32)
author
Dafid el dawudy

Sabtu, 16 April 2011

Selamat tinggal, kenangan lama,....

Malang 16 april 2011, Hari ini kubaca headline di jawa pos yang mengupas kepergian seorang senior jurnalis Indonesia yang namanya telah tersohor di negri ini. Ketika membaca berita ini sempat terpacu ambisi ini mengingat kenangan serta cita-cita awalku yang ingin terjun di dunia jurnalistik. Bait demi bait dalam berita itupun aku baca, bahkan di rublik kolom yang lain juga kucari berita yang satu tema dengan berita hangat tersebut, hanya untuk sekedar meyakinkan diri tentang dunia jurnalistik yang pemberitaanya berkaitan dengan tokoh tersebut.

Namun kesimpulan akhir itu masih menempatkanku pada sebuah kesimpulan yang membenarkan atas pilihan yang kini aku jalani, yang itu sebenarnya bukan terjun di dunia pers/jurnalistik. Pembenaran atas keputusan ini dapat dibaca dalam isi berita tersebut, dimana diungkapkan dari semua generasi putra/putrinya tidak ada yang diminta untuk meneruskan bergelut di dunia pers, bukan karena tidak tertarik namun jika ada yang lebih baik pilihlah jalan lain” itulah sedikit pesan dari seorang tokoh pers nasional.

Akupun akhirnya mengingat pula pesan mbak intan yang beberapa hari lalu yaitu hari kamis 14 april 2011 main2 di kantor, kebetulan dia sedang ambil cuti dari kerjanya di metro TV. Dalam kesempatan itu, mbak intan yang alumnus ilmu komunikasi itu mengungkapkan kebosanannya dalam menggeluti dunia pers, apalagi TV sebesar metro tv dengan ratting siaran yang up to date menuntut dia siap sedia dalam 24 jam dalam meliput setiap informasi yang hadir setiap saat. Mungkin orang akan mengira disitulah kepuasannya, namun seiring berjalannya waktu kita akan sadar betapa berat tugas kerja ini mas’ 3 tahun lebih seperti ini mas, ungkapnya kepadaku. Bahkan sesekali sewaktu ngobrol denganku, dia juga harus menangani tugas yang baru dia terima lewat email. Sesekali akupun mencoba bertanya ”sibuk ngapain mbk ya?..”. ya ginilah nerima email dari bos, gak tau libur masih juga ada kerjaan“ ungkapnya.

Terkadang dalam batin aku juga bertanya, apa benar keadaan yang sesungguhnya demikian, dari beberapa rekan yang kini consent di bidang jurnalistik hampir rata-rata mengeluhkan hal yang sama dengan kondisi kerja mereka masing-masing. Atau ini semua hanya bagian dari romantikanya, karena terkadang kita sendiri lebih mudah melihat nikmatnya kerja orang lain dibanding bidang kerja kita sendiri, meskipun yang sesungguhnya tidak demikan. Begitu pula orang lain yang melihat kinerja kita akan merasakan hal yang sebaliknya pula.

Kembali lagi ketika membaca beberapa artikel yang ada, akupun sadar jika kenangan lama tentang semua harapan dan cita-cita itu indah pada masanya. Dan jika kini aku tidak bisa menggapainya pasti Tuhan memang telah memilihkan aku di tempat dan posisi yang tepat saat ini. Terkadang penyesalan saat ini terhadap pilihan kehidupan yang aku jalani terus membayang, namun semua aku serahkan pada penggenggam nafas. Mungkin hanya itu yang bisa mengobati keyakinkanku, terlebih jika kita ingat sendiri tentang Allah yang selalu membuka pintu pengaduan-Nya 24 jam.

Allah bahkan minta kita berdoa, memohon kepada-Nya untuk semua persoalan kehidupan kita. Tapi kita sendiri yang terlalu sibuk dengan ikhtiar duniawi, kita sibuk menuhankan logika kita, menuhankan tetangga, menuhankan atasan, menuhankan pejabat dan presiden yang bahkan untuk dirinya sendiri, mereka tak bisa memberikan jaminan. Tapi jika kita menjauh maka Allah juga menjauh. Aku – kata Allah – adalah seperti persangkaan hamba-Ku. Jadilah hidup kita makin gelap dan susah lantaran menjauhkan diri dari solusi yang sejati” sedikit copaz dr M arief budiman.

Saat ini dan nanti bukanlah saatnya untuk meratapi nasib, namun bagaimana menjadikannya pondasi yang kokoh guna keputusan yang lebih baik kedepan, Saat punya masalah, saat punya keinginan, berdoalah untuk diberikan jalan yang lebih baik, bukan sekedar yang lebih mudah. Berdoa untuk senantiasa bisa istiqomah di jalan yang lurus. Walaupun jalan itu awalnya berat tapi di ujungnya insyaallah akan berlimpah keberkahan.

arya..., april 2011

Sabtu, 05 Februari 2011

Menempatkan diri sesuai keinginan dan kemampuan.


Duduk menyendiri di sudut ruang baca sambil sesekali melihat keluar jendela dengan pemandangan alam yang hijau. Heningnya suasana disini memang membuat nyaman para pembaca untuk tetap berkonsentrasi pada buku bacaan masing-masing, meskipun sesekali mata ini dibuat tergoda dengan memandangi pengunjung yang keluar masuk ruang baca. Mungkin itu sedikit gambaran taman baca Al-Amin yang berada di kota batu, letaknya tidak jauh dari pusat kota batu lebih tepatnya dibawahnya jatimpark 1. Taman baca ini memang dipersembahkan untuk umum oleh Pak Sastro dan kedua putra2nya (pemilik jatimpark), itu terlihat dari monument peresmian yang terletak di lantai dasar pengunjung.

Akhir pekan kali ini memang aku sempatkan untuk main-main ke taman baca al-amin setelah lama tidak pernah mengunjungi tempat ini. Meskipun sebenarnya bukan termasuk agenda untuk mampir di tempat ini bersama rekan2. Setelah capek muter2 paling tidak bisa refresh meskipun kondisi fisik lumayan melelahkan, setelah setengah hari berjebur di kolam pemandian air hangat. 

Saya tidak akan mengajak para pembaca untuk mengikuti kisah weekend.Q kali ini, tapi ingin bercerita singkat dengan apa yang sempat aku dapatkan dari beberapa buku yang kubaca dalam kesempatanku kali ini. Buku ini memberiku gambaran tentang mengetahui kemampuan dasar kita, bukan buku motivasi atau training namun tentang  biografi seseorang. Kisah seseorang yang pernah jatuh bangun dalam berjuang melawan kerasnya kehidupan. Mereka yang selalu yakin dan terus berusaha untuk mengejar cita-cita dalam hidupnya meskipun pahitnya hidup harus ditebus dengan sesuatu yang bukan menjadi kehendaknya. 

Bicara tentang buku bigrafi tokoh maka saya ada referensi yang kiranya perlu anda baca, judulnya ‘Tidak Ada yang Tidak Bisa’ kisah tentang Karmaka memperjuangkan perusahaan Bank NISP yang ditulis oleh Ahmad Dahlan. Entah karena memang itu ditulis oleh seorang Ahmad dahlan atau memang ceritanya yang sangat menarik sehingga saya sendiri menangis ketika membaca kisahnya yang sangat monumental. Kalo bisaanya baca buku bisa dilanjutkan besok2 saja, beda saat membaca buku ini hanya dibutuhkan 2 hari karena saking asik isinya. 

Diantara beberapa kisah yang sempat aku di al-amin yaitu tokoh semisal : Mohammad Ibrahim, Julianto Eka Putra, Tjokorda Raka Sukawati, Kishan Shrikanth, Nicholas Negroponte, Jerry Yang, A a gym. Untuk lebih lebih tahu mengenai biografi masing-masing anda bisa baca di www.sangpenemu.wordpress.com Diantara beberapa orang tersebut memiliki kisahnya masing-masing, namun beberapa kesamaan ada diantara mereka yaitu pernah melakukan dosa besar dalam kehidupan masing-masing, sehingga dijadikan judul buku yang bercover warna hitam dengan judul, “orang-orang yang pernah berdosa’.

Dosa sendiri memang banyak makna dan variabelnya, maka saya tidak akan mengulas ulang pembahasan tersebut kalau anda tertarik mungkin bisa membaca sendiri di bukunya. Saya terpancu dengan bahasan yang mengupas tentang kalimat kemampuan dan keinginan yang menjadi motivasi mereka yang tersebut diatas. Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik dalam setiap perjalanan kehidupannya sehingga mampu menginspirasi kehidupan yang lebih baik.

Nb: tulisan ini memang sedikit ngawur, isinya mencampur adukkan antara cerita, promosi, resensi dan lain sebagainy, maaf jika anda penulis yang tahu aturan baku jika tulisan ini sedikit gado-gado. J

Jumat, 21 Januari 2011

Rasa kangen itu karena "Ibu"





Terdiam sambil memandangi ‘gazebo’ (semacam tempat nongkrong), yang letaknya disamping bawah ruanganku telah mengembalikanku tentang ingatanku semalam. Ditempat itu semalam telah menjadi saksi bisu awal dari impian-impian yang semakin terang. Maklum, seperti biasa memang ada sebuah agenda kumpul bersama ‘brain storming’ membahas tentang ide-ide kreatif. Baik yang bersifat project maupun hanya sekedar candatawa keakraban sesama rekan disini. Apalagi kondisi interior disini memang di-desain untuk mendukung untuk semua kegiatan tersebut.

Sesekalipun aku mulai mengingat semalam sebelumnya tentang obrolan bersama rekan-rekan seangkatanku yang sekarang telah mengambil posisi-posisi di dunia kerja maupun akademik masing-masing. Memang itulah hiburan sekaligus cara yang paling ampuh merefresh fikiran, maklum memang belum menemukan yang bisa diajak ngobrol berdua kok, hee... Apalagi rekan-rekanku yang masih bertahan di malang terhitung banyak,jadi bisa dijadikan sebagai alternative mengusir kejenuhan.

Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan, hidup ini adalah perjuangan. Dengan cara apa dan bagaimana kita berjuang sudah sepatutnya setiap orang memiliki tujuan sendiri dalam memaknainya. Sayapun masih ingat sewaktu duduk di bangku SD, kakek atau mbah buyut sering menasihati cucu-cucunya untuk bisa memberikan manfaat dalam kehidupan ini. Pesan itupun selama beranjak usiaku memasuki jenjang pendidikan seolah-olah aku memiliki titik standart dalam menentukan kemanfaatanku dalam kehidupan. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya teman yang beraneka ragam justru dari situ aku semakin menyadari jika ternyata apa yang aku jadikan tolak ukur belum ada apa-apanya dibandingkan realita kehidupan yang ada.

Selain itu, hati kecil ini memiliki keinginan terpendam tentang cita-cita yang semenjak beranjak dewasa tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengejarnya. Sehingga ketika ada sebuah kesempatan yang memberiku peluang kearah itu, tanpa menyia-nyiakan kesempatan akupun mengambilnya. 

Sikap yang sedimikian keras ini tanpa aku sadari memberikan efek yang menjadikanku egois terhadap perhatian orang tua, terutama Ibu. Apalagi secara domisili keberadaaku saat ini bisa dibilang jauh dari keluarga, meskipun jarak antara Kediri – malang bisa ditempuh dengan 2,5 jam jika mengendarai kendaraan. Tapi, saya bisa merasakan setiap kerinduan orang tua telah menyadarkanku jika rasa kangen seorang Ibu tidak bisa dinilai dengan rupiah, yang diminta cuman berkumpulnya seluruh keluarga.

Saya juga baru menyadari akan hal itu setelah bergulirnya waktu, apakah karena memang semenjak SMP saya berpisah dengan orang tua sehingga membuatku merasa terbisaa ketika jauh dari orang tua. Padahal kehendak orang tua sebaliknya, jika ditanya tentang keinginan beliau tentang masadepan anak-anaknya pasti inginnya bisa berkumpul.
 
Sekarang dan insyaAllah kedepan, akan kuusahakan untuk mengunjungi rumah tercinta meskipun sebulan sekali, terkadang ini memang menyita waktu tapi itu belum seberapa jika kita menghitung berapa pengorbanan Ibu untuk menyita baik tenaga, fikiran, financial, waktunya buat kehadiran kita??.
Aku mungkin terkesan kolot dalam hal mengambil beberapa keputusan hidup, ketika menginginkan sesuatu saat ini terjadi maka harus terjadi saat itu juga, padahal kita tidak pernah memiliki kuasa sendirian dalam rangka mewujudkannya. Kini, saya akan menyerahkan sepenuhnya kuasa itu di tangan pengatur kehidupan, tapi ini bukan berarti pasrah lho..

Belajar dari kehidupan dan bersikap bijak atas menjalaninya itu lebih nyaman dibanding memaksakannya sesuai dengan keinginan kita. ‘ideal’ boleh asalkan jangan terlalu ‘idealis’ begitulah setidaknya salah satu pesan pelajaran penting yang aku dapatkan dari beberapa orang yang kuanggap punya pengalaman lebih soal kehidupan. Bagaimana tidak lebih, usianya aja lebih tua jauh dari aku kok…hee,.. mungkin begitu dulu, bisa disambung dilain kesempatan setelah kedatanganku ke malang hari minggu esok.
 
Jum’at 08.01 am 21 jan ’10

Rabu, 19 Januari 2011

MEMILIH ATAU MENUNGGU PILIHAN ??..


Menyambut genderang awal tahun 2011 telah kita sambut dengan suka cita, bahkan setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengungkapkannya. Disaat ‘memulainya dengan baik, maka insyaAllah’ selanjutnya jg akan baik’, filosofi inilah yang kadang mempengaruhi aku dalam memilih baik hal yang berkaitan dengan kebutuhan hidup maupun yang lainnya. Sesudah memilihpun kadang masih ragu untuk menjalaninya, karena ada hal yang bersifat membandingkan pilihan kita dengan pilihan orang lain. Dan itulah yang terkadang mengusik pilihanku.

Berbicara tentang “pilihan’ akan sangat tepat jika tema ini diperbincangkan diawal tahun sebagai barometer pencapaian kita nantinya, minimal dalam tahun 2011 ini. Usulan semacam ini memang akan impossible bagi anda yang bukan tipe karakter non-struktural. Karena secara rasional memang pencapaian sukses tiap orang memang tidak bisa sepenuhnya berada dalam tangan manusia. Ada banyak factor yang menjadi pendukungnya, selain usaha dan doa’.

Terkadang, jika boleh curhat saya akan bicara tentang kebiasaan saya memilih buku diary sebagai luapan dari setiap curahan hati, namun kebiasaan itu kini telah hilang semenjak masuk kuliah. Memang ada yang bilang kegemaran ini bukanlah kebiasaan yang dimiliki mayoritas kaum adam, tapi lebih kepada kaum hawa. Pertama mengenal diary, bukanlah bertujuan sebagai curahan hati tapi lebih berniat untuk melatih kemampuan menulis. Jadi bukan masalah salah kodrat antara adam dan hawa khan?....

Manfaat dari keberadaan diary itu terasa ketika usia saya bertambah, tulisan tangan yang sedikit tidak beraturan membuatku tertawa ketika membacanya ulang. Selain itu ada harapan yang sebenarnya menjadi keinginan terbesarku saat itu, namun kini dengan kondisi dan realita yang ada memang harus ikhlas untuk menerimanya.

Di buku itu aku tulis setiap kejadian penting dalam hidup, bahkan moment penting disaat setiap pilihan masadepan yang didominasi oleh keinginan orang tua. Saya memang memiliki keinginan berbeda terhadap tujuan hidup dengan harapan kedua orang tua, tapi bukan berarti ini menjadi hokum jika saya menolak (mbrontak) dengan kedua orangtua. Harus saya akui pula komunikasi aktif kepada kedua orangtua itu penting, Karena itu akan mempengaruhi dalam mengambil setiap keputusan hidup serta warna kehidupan kita. Proses itulah yang menyebabkan aku mengambil sebuah pilihan sebelum pilihan itu menghampiriku.

Saya yakin, setiap dari pembaca pasti punya pilihan atas keinginan yang akan anda jalani nantinya, jika seusia SMA maka kegelisahan yang ada adalah mengenai pemilihan jenjang konsentrasi belajar (kuliah). Selesai kuliah-pun lain persoalannya, pasti tentang pekerjaan, pilihan hidup, jodoh dll. Semuanya akan berkembang sesuai dengan kadar pertumbuhannya masing-masing. Nah,..ketika memilihpun ternyata banyak hal yang menjadi dasar-dasarnya atau pertimbangan. Kata orang, semakin kita banyak belajar dari kehidupan maka kita akan memiliki dasar pertimbangan yang banyak pula, baik dari pengalaman organisasi, psikologi, dll.

Tapi dengan banyaknya pertimbangan jangan membuat kita menjadi ciut nyali. Karena menurut orang yang sering saya temui dan kuanggap sebagai guru kehidupan, orang sukses itu rata-rata memiliki keyakinan yang tinggi disertai usaha yang optimal. Factor keberuntungan memang mempengaruhi, tapi tidak ada satupun yang berani menjaminkannya.

Bicara tentang pilihan yang kaitannya dengan hati, maka saya akan bicara tentang kisah romantika. Karena saya juga termasuk orang yang pernah gagal dalam mengukir hati, disebabkan terlambat dalam menentukan sebuah pilihan, sehingga kesempatan untuk memilikinya benar-benar hilang. Rasa ragu itupun memang memiliki alasan yang rasional saat itu, selain didukung kemampuanku dalam memilih pilihan itu saat itu masih minim. Darisitu mulai mengerti arti pentingnya pengalaman ilmu kehidupan dalam menentuan setiap pertimbangan dalam pilihan hidup kita. Menyesal memang selalu berada di akhir cerita, tapi bukan berarti ini akhir dari cerita. Mungkin tuhan menegur dengan Kuasa-Nya, meskipun setiap pilihan hidup kita sebagai manusia memang sepenuhnya diberikan kepada manusia. Dan semoga kita adalah umat yang selalu mendapat perlindungan sekaligus Tuntunan dari-Nya.

Kini saatnya bagi kita semua menentukan apa yang menjadi pilihan kita selanjutnya (takdir mubrom), atau hanya puas dalam kondisi menunggu pilihan kehidupan kita masing-masing (takdir mu’allaq). Jika di tahun lalu kita berada pada posisi semacam ini, apakah kita cukup hanya puas dengan posisi ini saja?.... bukankah Orang baik adalah yang lebih baik dari hari kemaren?..., dan orang yang paling merugi adalah jika hari ini masih sama seperti kemaren. Sebagai umat muslim, kita telah memilki sumber landasan yang sangat rasional (al-Qur’an & Hadist) semoga kita bukan hanya disebut sebagai umat yang ahli dalam menghafal dan melafadzkannya saja tapi juga sebagai orang yang mampu mengamalkannya. Selain itu sertai setiap pencapaian itu dengan rasa syukur, insyaAllah akan menjadi penentram setiap jalan hidup dan semoga menjadi pemancing ditambahkan nikmat rizki oleh-Nya.
malang, 05 jan 2011

-----------
Tulisan ini tidak bermaksud meng-guru-I, karena jika bicara sukses setiap orang punya tolak ukur sendiri. Secara umur juga saya masih berada di jenjang belajar mengenai kehidupan, dan semoga kita mampu memilih dan dipilihkan yang terbaik di tahun ini oleh-Nya, amiiin…..